Jumat, 08 April 2016

fi'il shohih akhir dan mu'tal akhir



MAKALAH
        Fi’il shohih akhir dan Mu’tal akhir ”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH NAHWU I
DOSEN PEMBIMBING :
Asep Nursyamsi, S.Pd.M.Si

iaic_warna.jpg

Disusun Oleh :
Ali Murdani
Ajis Maulana
Tina Nursakinah
Widy Nurfadilah





PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG (IAIC)
SINGAPARNA TASIKMALAYA
2014




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Fi’il shohih akhir dan Mu’tal akhir”.
Makalah ini berisikan tentang  penjelasan yang disertai contoh. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang tanda I’rob dan penjelasan fiil shhih dan mu’tal akhir tersebut.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Singaparna, 19 Oktober  2014



Penulis
















i
Daftar isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………….. i
Daftar isi ……………………………………………………………………..… ii
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………….….. 1
            Latar belakang ………………………………………………………... 1
            Rumusan masalah …………………………………………………… 2
            Tujuan …………………………………………………………………. 2
Bab II Pembahasan ………………………………………………………..... 3
Bab III Penutup ………………………………………………………………. 9
            Kesimpulan …………………………………………………………… 9
            Saran ………………………………………………………………….. 9
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….. 10





























ii
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Bahasa Arab memegang peranan penting dalam peradaban dan perkembangan Islam karena merupakan bahasa Al-Qur’an dan mengingat banyaknya ilmuwan Islam yang menulis karyanya dengan bahasa Arab. Hal tersebut secara tidak langsung menuntut kita untuk mempelajari dan mendalami bahasa Arab, ditambah lagi dengan sangat berkembangnya bahasa Arab saat ini yang menjadikan bahasa Arab sebagai salah satu bahasa Internasional.
Bahkan sudah banyak sekolah-sekolah yang menjadikan bahasa Arab sebagai pelajaran wajib dalam kurikulumnya. Dalam bahasa Arab, tidak bisa dielakkan lagi bahwa qawaid memegang peranan sangat penting didalamnya. Terutama nahwu dan sharaf. Karena qawaid menentukan bagaimana cara kita memahami bahasa tersebut dan membuat orang lain paham dengan apa yang kita ucapkan.
Ilmu nahwu membahas tentang perubahan harkat akhir satu kalimat jika bertemu dengan amil yang bertugas mengubahnya, sehingga ditemukanlah perbedaan harkat akhir karena berbedanya amil yang masuk ke dalam fiil tersebut. Oleh karena itu, tanpa ilmu nahwu kita tidak akan bisa memahami bahasa Arab dengan baik.



B.        Rumusan Masalah
1.        Bagaimana pengertian I’rob dan pembagian I’rob ?
2.        Apakah yang dimaksud dengan fiil shahih akhir dan mu’tal akhir ?
3.        Bagaimana tanda I’rob untuk fi’il shohih dan mu’tal akhir ?

C.        Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan agar kita terutama mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa Arab dapat lebih mudah memahami Bahasa Arab dengan mempelajari ilmu nahwu yang merupakan salah satu inti dalam bahasa Arab.


BAB II
PEMBAHASAN

( fiil shahih akhir dan mu’tal akhir )
 kalimah Fi’il dalam pembahasan  ini adalah Fi’il Mudhari’. Sebab asal pembahasan mengenai kalimah Mu’rab. Yang mana I’rob pada kalimat mu’tal dan shohih akhir hanya akan tiba pada kalimat fiil mudhore saja.
Pengertian I’rob :
اَلْاِعْرَابُ هُوَ تغييراوخرالكلم لاختلاف الاوامل الدّخلة عليها لفظ او تقديرا
“ I’rob yaitu perubahan harkat akhir kalimat karena tibanya amil yang berbeda-beda, baik yang berubah secara lafadz ataupun secara taqdiran”.
Bagian I’rob : -  I’rob rafa’
-       I’rob nashab
-       I’rob khafad
-       I’rob jazem
Dari keempat bagian I’rob tersebut, ada yang kedudukannya khusus untuk fiil dan ada yang hanya untuk kaalimat isim. Untuk kalimat fiil I’rob yang dipakai hanya I’rob rafa’ , I’rob nashab dan I’rob jazem. Sedangkan I’rob khafad hanya untuk kalimat isim.
وللاسماء من ذلك الرفع والصب والخفض ولا جزم فيها وللافعال من ذلك الرفع والنصب والجزم ولا خفض فيها
“ Untuk I’rob kalimah isim adalah I’rob rofa’, I’rob nashab, dan I’rob khafad . sedangkan untuk kalimat fiil adalah I’rob rofa’, I’rob nashob, dan I’rob jazem”.
            Keempat I’rob diatas memiliki ‘alamat atau ciri masing-masing baik ciri ashliyah maupun far’iah/niyabah. Yang masing-masing ciri telah menempati bagian kalimat yang menjadi sasaran alamat I’rob untuk dimu’robkan, termasuk fiil shohih akhir dan mu’tal akhir.





1.    Fiil shahih akhir
الفِعْلُ الصَّحِيْحُ الْأَخِرِ هُوَ مَالَمْ يَكُنْ اَخِرُهُ حَرْفًا مِنْ أَحْرُفِ العِلَةِ ثَلَاثَةِ
Fi’il shahih akhir, yaitu fi’il yang diakhir katanya tidak terdapat huruf ‘illat (alif, wau, dan iya) ” .
Contoh :       يَفْتَحُ
                     يَضْرِبُ
يَشْرَبُ                                      
v  Pada I’rob rofa, fiil mudhore shohih akhir ditandai dengan dhommah yang menjadi alamat ashliyah dari I’rob rofa’.
Contoh : يَنْصُرُ
v  Pada I’rob nashab, fiil mudhore shahih akhir ditandai dengan fathah yang menjadi alamat ashliyah dari I’rob nashab apabila fiil shohih bertemu dengan amil nawasib

 )اَنْ لن ادن كي لم كي لم جهود حتي وجواب بالفاء وجواب بالواو واو (
Contoh :   اَنْ يَنْصُرَ
v  Pada I’rob jazem,fiil mudhore shahih akhir ditandai dengan sukun yang menjadi alamat ashliyah dari I’rob jazem, apabila bertemu dengan amil jawazim
فاما سكون فيكون علمةللجزم في الفعل المضارع الصحيحةالاخر
2.    Fi’il mu’tal akhir
الفِعْلُ الْمُعْتَلُّ الْأَخِرِ هُوَ مَا كَانَ اَخِرُهُ أَلِفًا أَوْ وَاوًا أَوْ يَاءً وَيُسَمَّى هَذِهِ الْأَخْرُفُ الثَلَاثَةُ بِأَحْرُفِ الْعِلَةِ
Fi’il mu’tal akhir, yaitu fi’il yang huruf akhirnya itu adalah alif, Wau atau ya’. Ketiga huruf itu dinamakan huruf ‘illat.

وَأَيُّ فِعْــلٍ آخِرٌ مِنْهُ أَلِفْ  #أوْ وَاوٌ أوْ يَاءٌ فَمُعْتَلاًّ عُرِفْ

"Setiap Kalimah Fi’il yang akhirnya huruf illat Alif , Wau atau Ya’, maka dinamakan Fi’il Mu’tal".
Contoh :       يَدْعُوْ
               يَخْشَي
                 يَرْمِيْ
·      يَدْعُوْ adalah contoh fi’il mu’tal wau
·      يَخْشَي adalah contoh fi’il mu’tal alif
·      يَرْمِيْ adalah contoh fi’il mu’tal ya’
               فَالأَلِفَ انْوِ فِيْهِ غَيْرَ الْجَزْمِ ¤ وَأَبْـــدِ نَصْبَ مَا كَيَدْعُو يَرْمِي
"Kira-kirakanlah! I’rab untuk Kalimah Fi’il yang berakhiran Alif pada selain Jazmnya. Dan Zhohirkanlah! tanda nashab untuk Kalimah Fi’il yang seperti يَدْعُو(Berakhiran huruf Wau) dan يَرْمِي (Berakhiran huruf Ya’(
v  Tanda I’rob fi’il mu’tal akhir
فَالأَلِفَ انْوِ فِيْهِ غَيْرَ الْجَزْمِ ¤ وَأَبْـــدِ نَصْبَ مَا كَيَدْعُو يَرْمِي
“Kira-kirakanlah! I’rab untuk Kalimah Fi’il yang berakhiran Alif pada selain Jazmnya. Dan Zhohirkanlah! tanda nashab untuk Kalimah Fi’il yang seperti يَدْعُو(Berakhiran huruf Wau) dan يَرْمِي (Berakhiran huruf Ya’(.
والرَّفعَ فِيْهِمَا انْوِ وَاحْذِفْ جَازِمَا ¤ ثَــلاَثَـــهُنَّ تَقـْـــضِ حُكمَــا لازِمَــــا
“Dan kira-kirakanlah! tanda Rofa’ untuk kedua lafadz (يَدْعُو dan يَرْمِي ). Buanglah (huruf-huruf illat itu) dimana engkau sebagai orang yang menjazmkan ketiga Kalimah Fi’il Mu’tal tsb, maka berarti engkau memutuskan dengan Hukum yang pasti”.

فَاَماَالحَدْفُ فَيَكُوْنُ عَلَامَةً لِّلْجَزْمِ فِيْ الفِعْلِ المُضَارِعِ المُعْتَلِ الاَخِرِ
adapun ciri jazem yang kedua adalah membuang haraf ilat pada fiil mudhori mu’tal akhir”.

                    (1). Mu’tal Alif:
 
Ø  Rafa‘
dengan Dhammah yang dikira-kira atas alif, dicegah i’rab zhahirnya karena udzur, contoh: الْمُتَّقِيْ يَخْشَى رَبَّهُ           
“Orang yang bertaqwa adalah dia yang takut kepada Tuhannya”.

Ø  Nashab
Dengan fathah yang dikira-kira atas alif.
contoh:           لَنْ يَرْضَى الْعَاقِلُ بِاْلأَذَى  
“seorang yang berakal tidak akan rela disakiti”.

Ø  Jazm
Dengan membuang huruf Illah Alif, dan harakat Fathah adalah sebagai buktinya.
contoh:الْعَاصِيْ لَمْ يَخْشَ رَبَّهُ
“Orang yang suka maksiat adalah dia yang tidak takut kepada Tuhannya”.
°
(2). Mu’tal Wau:

Ø  Rafa
Dengan dikira-kira atas wau, dicegah i’rab zhahirnya karena berat.
contoh:الْمُوَحِّدُ لاَ يَدْعُوْ إلاَّ اللهَ
“Seorang yang meyakini keesaan Allah, dia tidak menyeru kecuali kepada-Nya”.

Ø  Nashab
Dengan harakat Fathah zhahir atas wau, karena paling ringnnya harakat. Contoh:        لَنْ يَسْمُوَ أَحَدٌ إلاَّ بِأَدَبِهِ
“seseorang tidak akan dipandang kecuali dengan budi perkertinya”.
لَنْ نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا                       
“kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia”.

Ø  Jazm
Dengan membuang huruf Illah Wau, dan harakat Dammah adalah sebagai buktinya.
contoh:           لا تَدعُ على أولادك
“Jangan berdo’a jelek untuk anak-anakmu”.
فَلْيَدْعُ نَادِيَهُ                                  
“Maka biarlah dia memanggil golongannya”.

(3). Mu’tal Ya’:

Ø  Rafa
Dengan Dhammah yang dikira-kira atas Ya’, dicegah i’rab zhahirnya karena berat, contoh: أَنْتَ تُرَبِّيْ أَوْلاَدَكَ عَلَى الْفَضِيْلَةِ
“Kamu didik anak-anakmu dengan kemulyaan”.
.
Ø  Nashab
Dengan harakat Fathah Zhahir atas Ya’, karena merupakan peling ringannya harakat.
 contoh:    لَنْ تُعْطِيَ الْفَقِيْرَ شَيْئاً إلاَّ أُجِرْتَ عَلَيْهِ
“Jangan berikan sesuatupun kepada orang faqir kecuali engkau diganjar untuk itu”.
قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى                         
“(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: “Hai Musa (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula melemparkan?”

Ø  Jazm
Dengan membuang huruf Illah berupa Ya’, dan harakat Kasrah merupakan buktinya.
contoh:        لاَ تُؤْذِ جَارَكَ بِقُتَارِ قِدْرِكَ
“Jangan sakiti hati tetanggamu dengan bau asap periukmu”.
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ                               
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya”.















BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Fi’il Mu’tal adalah Fi’il yang berakhiran Alif, Wau atau Ya’. Semua i’rabnya dikira-kira atas Alif selain Jazm. Dan untuk yang berakhiran wau atau ya’, zhahirkan pada nashabnya dan dikira-kira pada rafa’nya. Dan semua fi’il mu’tal tanda jazemnya dengan membuang huruf illah.

B.   Saran

Demikian makalah ini dibuat sesingkat mungkin, jika ditemukan kekeliruan, kritik dan  saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh penulis agar tidak terdapat kesalahan-kesalahan dikemudian hari. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad saw dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau. Aamiin..














Daftar Pustaka
·         Alfiyah ibnu malik
·         Aj-jurumiyah


3 komentar: