MAKALAH
“ Fi’il shohih akhir dan Mu’tal akhir ”
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH NAHWU I
DOSEN PEMBIMBING :
Asep Nursyamsi, S.Pd.M.Si

Disusun
Oleh :
Ali
Murdani
Ajis
Maulana
Tina
Nursakinah
Widy
Nurfadilah
PRODI
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT
AGAMA ISLAM CIPASUNG (IAIC)
SINGAPARNA
TASIKMALAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Fi’il shohih akhir dan Mu’tal
akhir”.
Makalah ini
berisikan tentang penjelasan yang
disertai contoh. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang tanda I’rob dan penjelasan fiil shhih dan mu’tal akhir tersebut.
Kami menyadari
bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
Makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Singaparna,
19 Oktober 2014
Penulis
i
Daftar isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………….. i
Daftar isi ……………………………………………………………………..… ii
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………….….. 1
Latar belakang
………………………………………………………... 1
Rumusan masalah
…………………………………………………… 2
Tujuan
…………………………………………………………………. 2
Bab II Pembahasan ………………………………………………………..... 3
Bab III Penutup ………………………………………………………………. 9
Kesimpulan
…………………………………………………………… 9
Saran
………………………………………………………………….. 9
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bahasa
Arab memegang peranan penting dalam peradaban dan perkembangan Islam karena
merupakan bahasa Al-Qur’an dan mengingat banyaknya ilmuwan Islam yang menulis karyanya
dengan bahasa Arab. Hal tersebut secara tidak langsung menuntut kita untuk
mempelajari dan mendalami bahasa Arab, ditambah lagi dengan sangat
berkembangnya bahasa Arab saat ini yang menjadikan bahasa Arab sebagai salah
satu bahasa Internasional.
Bahkan
sudah banyak sekolah-sekolah yang menjadikan bahasa Arab sebagai pelajaran
wajib dalam kurikulumnya. Dalam bahasa Arab, tidak bisa dielakkan lagi bahwa
qawaid memegang peranan sangat penting didalamnya. Terutama nahwu dan sharaf.
Karena qawaid menentukan bagaimana cara kita memahami bahasa tersebut dan membuat
orang lain paham dengan apa yang kita ucapkan.
Ilmu
nahwu membahas tentang perubahan harkat akhir satu kalimat jika bertemu dengan
amil yang bertugas mengubahnya, sehingga ditemukanlah perbedaan harkat akhir
karena berbedanya amil yang masuk ke dalam fiil tersebut. Oleh karena itu,
tanpa ilmu nahwu kita tidak akan bisa memahami bahasa Arab dengan baik.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian
I’rob dan pembagian I’rob ?
2.
Apakah yang dimaksud
dengan fiil shahih akhir dan mu’tal akhir ?
3.
Bagaimana tanda I’rob
untuk fi’il shohih dan mu’tal akhir ?
C.
Tujuan
Penulisan
makalah ini bertujuan agar kita terutama mahasiswa jurusan pendidikan Bahasa
Arab dapat lebih mudah memahami Bahasa Arab dengan mempelajari ilmu nahwu yang
merupakan salah satu inti dalam bahasa Arab.
BAB II
PEMBAHASAN
( fiil shahih akhir
dan mu’tal akhir )
kalimah
Fi’il dalam pembahasan ini adalah Fi’il
Mudhari’. Sebab asal pembahasan mengenai kalimah Mu’rab. Yang mana I’rob pada
kalimat mu’tal dan shohih akhir hanya akan tiba pada kalimat fiil mudhore saja.
Pengertian I’rob :
اَلْاِعْرَابُ
هُوَ تغييراوخرالكلم لاختلاف الاوامل الدّخلة عليها لفظ او تقديرا
“ I’rob yaitu perubahan harkat akhir kalimat
karena tibanya amil yang berbeda-beda, baik yang berubah secara lafadz ataupun
secara taqdiran”.
Bagian I’rob : - I’rob rafa’
- I’rob nashab
- I’rob khafad
- I’rob jazem
Dari keempat bagian I’rob tersebut, ada yang kedudukannya khusus
untuk fiil dan ada yang hanya untuk kaalimat isim. Untuk kalimat fiil I’rob
yang dipakai hanya I’rob rafa’ , I’rob nashab dan I’rob jazem. Sedangkan I’rob
khafad hanya untuk kalimat isim.
وللاسماء من ذلك الرفع والصب والخفض
ولا جزم فيها وللافعال من ذلك الرفع والنصب والجزم ولا خفض فيها
“ Untuk I’rob kalimah isim adalah I’rob rofa’, I’rob nashab, dan
I’rob khafad . sedangkan untuk kalimat fiil adalah I’rob rofa’, I’rob nashob,
dan I’rob jazem”.
Keempat I’rob
diatas memiliki ‘alamat atau ciri masing-masing baik ciri ashliyah maupun far’iah/niyabah.
Yang masing-masing ciri telah menempati bagian kalimat yang menjadi sasaran
alamat I’rob untuk dimu’robkan, termasuk fiil shohih akhir dan mu’tal akhir.
1. Fiil
shahih akhir
الفِعْلُ الصَّحِيْحُ الْأَخِرِ هُوَ
مَالَمْ يَكُنْ اَخِرُهُ حَرْفًا مِنْ أَحْرُفِ العِلَةِ ثَلَاثَةِ
“ Fi’il shahih
akhir, yaitu fi’il yang diakhir katanya tidak terdapat huruf ‘illat (alif, wau, dan iya) ” .
Contoh : يَفْتَحُ
يَضْرِبُ
يَشْرَبُ
v Pada I’rob rofa, fiil mudhore shohih akhir ditandai dengan dhommah
yang menjadi alamat ashliyah dari I’rob rofa’.
Contoh : يَنْصُرُ
v Pada I’rob nashab, fiil mudhore shahih akhir ditandai dengan fathah
yang menjadi alamat ashliyah dari I’rob nashab apabila fiil shohih bertemu
dengan amil nawasib
)اَنْ لن ادن كي لم كي لم جهود حتي
وجواب بالفاء وجواب بالواو واو
(
Contoh : اَنْ يَنْصُرَ
v Pada I’rob jazem,fiil mudhore shahih akhir ditandai dengan sukun
yang menjadi alamat ashliyah dari I’rob jazem, apabila bertemu dengan amil
jawazim
فاما سكون فيكون علمةللجزم في الفعل
المضارع الصحيحةالاخر
2.
Fi’il mu’tal akhir
الفِعْلُ الْمُعْتَلُّ الْأَخِرِ هُوَ
مَا كَانَ اَخِرُهُ أَلِفًا أَوْ وَاوًا أَوْ يَاءً وَيُسَمَّى هَذِهِ الْأَخْرُفُ
الثَلَاثَةُ بِأَحْرُفِ الْعِلَةِ
“Fi’il mu’tal
akhir, yaitu fi’il yang huruf akhirnya itu adalah alif, Wau atau ya’. Ketiga
huruf itu dinamakan huruf ‘illat”.
وَأَيُّ فِعْــلٍ آخِرٌ مِنْهُ أَلِفْ #أوْ وَاوٌ أوْ يَاءٌ فَمُعْتَلاًّ عُرِفْ
"Setiap Kalimah Fi’il yang akhirnya
huruf illat Alif , Wau atau Ya’, maka dinamakan Fi’il Mu’tal".
Contoh : يَدْعُوْ
يَخْشَي
يَرْمِيْ
· يَدْعُوْ adalah contoh fi’il
mu’tal wau
· يَخْشَي adalah contoh fi’il
mu’tal alif
· يَرْمِيْ adalah contoh fi’il
mu’tal ya’
فَالأَلِفَ انْوِ فِيْهِ غَيْرَ
الْجَزْمِ ¤ وَأَبْـــدِ نَصْبَ مَا كَيَدْعُو
يَرْمِي
"Kira-kirakanlah! I’rab untuk Kalimah
Fi’il yang berakhiran Alif pada selain Jazmnya. Dan Zhohirkanlah! tanda nashab
untuk Kalimah Fi’il yang seperti يَدْعُو(Berakhiran
huruf Wau) dan يَرْمِي
(Berakhiran huruf
Ya’(
v Tanda I’rob fi’il mu’tal akhir
فَالأَلِفَ
انْوِ فِيْهِ غَيْرَ الْجَزْمِ ¤ وَأَبْـــدِ
نَصْبَ مَا كَيَدْعُو يَرْمِي
“Kira-kirakanlah!
I’rab untuk Kalimah Fi’il yang berakhiran Alif pada selain Jazmnya. Dan
Zhohirkanlah! tanda nashab untuk Kalimah Fi’il yang seperti يَدْعُو(Berakhiran
huruf Wau) dan يَرْمِي
(Berakhiran huruf
Ya’(.
والرَّفعَ
فِيْهِمَا انْوِ وَاحْذِفْ جَازِمَا ¤ ثَــلاَثَـــهُنَّ
تَقـْـــضِ حُكمَــا لازِمَــــا
“Dan kira-kirakanlah! tanda Rofa’ untuk kedua
lafadz (يَدْعُو dan يَرْمِي ). Buanglah (huruf-huruf illat itu) dimana engkau sebagai orang
yang menjazmkan ketiga Kalimah Fi’il Mu’tal tsb, maka berarti engkau memutuskan
dengan Hukum yang pasti”.
فَاَماَالحَدْفُ فَيَكُوْنُ عَلَامَةً
لِّلْجَزْمِ فِيْ الفِعْلِ المُضَارِعِ المُعْتَلِ الاَخِرِ
adapun
ciri jazem yang kedua adalah membuang haraf ilat pada fiil mudhori mu’tal
akhir”.
(1). Mu’tal Alif:
Ø Rafa‘
dengan Dhammah yang
dikira-kira atas alif, dicegah i’rab zhahirnya karena udzur, contoh: الْمُتَّقِيْ يَخْشَى رَبَّهُ
“Orang yang bertaqwa adalah dia yang takut
kepada Tuhannya”.
Ø Nashab
Dengan fathah yang
dikira-kira atas alif.
contoh: لَنْ يَرْضَى
الْعَاقِلُ بِاْلأَذَى
“seorang yang berakal tidak akan rela disakiti”.
Ø Jazm
Dengan membuang
huruf Illah Alif, dan harakat Fathah adalah sebagai buktinya.
contoh:الْعَاصِيْ لَمْ
يَخْشَ رَبَّهُ
“Orang yang suka maksiat adalah dia yang tidak
takut kepada Tuhannya”.
°
(2). Mu’tal Wau:
Ø Rafa‘
Dengan dikira-kira
atas wau, dicegah i’rab zhahirnya karena berat.
contoh:الْمُوَحِّدُ لاَ يَدْعُوْ إلاَّ
اللهَ
“Seorang yang meyakini keesaan Allah, dia tidak menyeru kecuali
kepada-Nya”.
Ø Nashab
Dengan harakat
Fathah zhahir atas wau, karena paling ringnnya harakat. Contoh: لَنْ يَسْمُوَ أَحَدٌ إلاَّ بِأَدَبِهِ
“seseorang tidak akan dipandang kecuali dengan
budi perkertinya”.
لَنْ
نَدْعُوَ مِنْ دُونِهِ إِلَهًا
“kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain
Dia”.
Ø Jazm
Dengan membuang
huruf Illah Wau, dan harakat Dammah adalah sebagai buktinya.
contoh: لا تَدعُ على أولادك
“Jangan berdo’a jelek untuk anak-anakmu”.
فَلْيَدْعُ
نَادِيَهُ
“Maka biarlah dia memanggil golongannya”.
(3). Mu’tal Ya’:
Ø Rafa‘
Dengan Dhammah yang
dikira-kira atas Ya’, dicegah i’rab zhahirnya karena berat, contoh: أَنْتَ تُرَبِّيْ أَوْلاَدَكَ عَلَى الْفَضِيْلَةِ
“Kamu didik anak-anakmu dengan kemulyaan”.
.
Ø Nashab
Dengan harakat
Fathah Zhahir atas Ya’, karena merupakan peling ringannya harakat.
contoh: لَنْ
تُعْطِيَ الْفَقِيْرَ شَيْئاً إلاَّ أُجِرْتَ
عَلَيْهِ
“Jangan berikan sesuatupun kepada orang faqir kecuali engkau
diganjar untuk itu”.
قَالُوا
يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ
نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى
“(Setelah mereka berkumpul) mereka berkata: “Hai Musa (pilihlah),
apakah kamu yang melemparkan (dahulu) atau kamikah orang yang mula-mula
melemparkan?”
Ø Jazm
Dengan membuang
huruf Illah berupa Ya’, dan harakat Kasrah merupakan buktinya.
contoh: لاَ تُؤْذِ جَارَكَ بِقُتَارِ قِدْرِكَ
“Jangan sakiti hati tetanggamu dengan bau asap
periukmu”.
وَمَنْ يَبْتَغِ
غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fi’il Mu’tal adalah
Fi’il yang berakhiran Alif, Wau atau Ya’. Semua i’rabnya dikira-kira atas Alif
selain Jazm. Dan untuk yang berakhiran wau atau ya’, zhahirkan pada nashabnya dan
dikira-kira pada rafa’nya. Dan semua fi’il mu’tal tanda jazemnya dengan
membuang huruf illah.
B.
Saran
Demikian makalah ini
dibuat sesingkat mungkin, jika ditemukan kekeliruan, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh
penulis agar tidak terdapat kesalahan-kesalahan dikemudian hari. Segala puji
bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad saw dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh
pengikut beliau. Aamiin..
Daftar
Pustaka
·
Alfiyah ibnu malik
·
Aj-jurumiyah
makasih kak artikelnya sangat membantu untuk mengerjakan tugas
BalasHapusSyukron katsiron🙏🙏
BalasHapusAlhamdulillah, Jazakalloh khoiron katsiron
BalasHapus